Oleh:
Muhammad Agus Sulaiman
MOROTAI, 11-12 Desember 2012. Peningkatan kompetensi Pendidik PAUD
dikawasan Indonesia Timur perlu digalakkan. PAUD saat ini menjadi dominan
perhatian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan jargon menanamkan
pendidikan karakter. Berlatar belakang kondisi bangsa ini yang penuh dengan
kasus-kasus yang tidak enak didengar oleh dunia pendidikan, misalkan saja di
Jakarta ada Tawuran antar pelajar yang sampai menewaskan temannya, hal ini
membuat pendidik prihatin oleh keadaan peserta didknya seperti itu. Mengingat pentingnya PAUD untuk menanamkan
pondasi dasar anak usia dini untuk melanjutkan pendidikan selanjutnya, didalamnya
ada penanaman moral, budi pekerti,
saling menghormati, dan kasih sayang antar sesama. Masa depan bangsa ini
tergantung oleh anak didik yang saat ini di didik oleh pendidik PAUD. Singkat kesimpulannya adalah anak didik usia dini saat ini adalah tergantung kompetensi Pendidik PAUD saat ini, jika pendidik mempunyai kompetensi dalam mendidik anak usia dini maka ada harapan masa depan anak didik usia dini menjadi lebih baik.
tergantung oleh anak didik yang saat ini di didik oleh pendidik PAUD. Singkat kesimpulannya adalah anak didik usia dini saat ini adalah tergantung kompetensi Pendidik PAUD saat ini, jika pendidik mempunyai kompetensi dalam mendidik anak usia dini maka ada harapan masa depan anak didik usia dini menjadi lebih baik.
Belum lagi ditambah banyaknya
kasus korupsi yang kasusunya terus bergulir tidak menemukan ujungnya. Hal ini
menandakan ada degradasi moral yang seharusnya ditanamkan oleh
pendidik-pendidiknya di masa lalu belum menunjukkan signifikansi oleh keadaan
banyaknya kasus yang meresahkan masyarakat saat ini.
Pendidik saat ini tidak boleh orientasinya
kepada mencari pengahsilan saja dari mendidik, sehingga terkesan orientasinya
pada keuntungan finansial dari perolehan peserta didik yang jumlahnya sekian
banyak maka sumbangsih dari orang tua wali murid dan dana bantuan sosial juga
akan mengalir ke pendidik, itu bukan lagi pendidik namanya jika masih mempunyai
orientasi kapitalisme. Yang seharusnya dilakukan jika memang seorang pendidik
adalah benar-benar mendidik dan selalu meningkatkan kompetensinya, menjadi suri
tauladan bagi anak didiknya, menanamkan kasih sayang kepada sesamanya, dan
masih banyak lagi kearifan-kearifan yang harus di contoh oleh peserta didik
dari pendidiknya.
Kebudayaan adalah hasil cipta,
rasa dan karsa masyarakat yang berfungsi sebagai pengendali dan tuntunan hidup
bagi masyarakat. Maka dipandang penting oleh Pamong Belajar BP-PAUDNI Reg. VI Kelompok
Kerja P2TK PAUDNI untuk menambahkan unsur kebudayaan dalam menanamkan pada anak
usia dini melalui Pendidikan dan
Pelatihan (DIKLAT) bagi Pendidik PAUD dengan pendekatan budaya lokal. Dengan
menanamkan pendekatan budaya kepada pendidik PAUD diharapkan nantinya pendidik
PAUD dapat menanamkan nilai-nilai kearifan lokal kepada anak usia dini. Dengan
menanamkan nilai-nilai kebudayaan tersebut diharapakn nanti muncul anak
didik-anak didik yang mempunyai akhlak dan moral baik di mata masyarakat.
Hasil dari DIKLAT yang
terselenggara oleh Balai Pengembangan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
melalui pengembangan uji coba model DIKLAT kelompok kerja P2TK PAUDNI memperoleh
antusias yang cukup tinggi dari pendidik-pendidik PAUD di Kabupaten Pulau
Morotai. Terbukti dari hasil FGD (Focus
Group Discussion) yang telah diselenggarakan pada tanggal 11-12 Desember 2012
di Kantor Camat Daruba Kabupaten Pulau Morotai yang dihadiri oleh semua pendidik
PAUD memberikan apresiasi kepada penyelenggara DIKLAT dan pihak-pihak yang juga
mendudkung pelaksanaan DIKLAT. Hal ini dibuktikan dengan penyampaian kesan oleh
salah satu peserta DIKLAT kepada penyelenggara DIKLAT ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya telah menyempatkan menyelengarakan DIKLAT
pendidik PAUD di Kabupaten Pulau Morotai, karena hampir seluruh pendidik PAUD
di Kabupaten Pulau Morotai tidak pernah mengikuti DIKLAT seperti yang
diselenggarakan oleh BP-PAUDNI Reg. VI Papua. Maka menjadi kesan yang amat
menggembirakan bagi pendidik PAUD sekaligus menjadi ajang penambahan
pengetahuan tentang ke PAUD-an.
Kegiatan POKJA P2TK BP-PAUDNI
Reg. VI di Kabupaten Pulau Morotai kali ini adalah untuk menggali secara
mendalam tentang hasil penerapan DIKLAT yang telah terselenggara terlebih
dahulu oleh uji coba pertama model P2TK PAUDNI. Adalah FGD untuk forum yang
digunakan untuk menggali informasi tentang penerapan penyelenggaraan PAUD pasca
diadakan DIKLAT melalui pendekatan kebudayaan lokal di Morotai. Dari hasil
penelusuran dalam penyelenggaraan FGD yang dilaksanakan selama 2 hari, POKJA
P2TK BP-PAUDNI memperoleh data yang
signifikan dari para pendidik PAUD di Kabupaten Pulau Morotai. Hal tersebut
ditandai oleh keteraturan manajemen pendidik PAUD dalam menyelenggarakan PAUD,
mengetahui bagaimana menyusun Perencanaan Persiapan Pembelajaran, Satuan
Kegiatan Mingguan, Satuan Kegiatan Harian dan PERMENDIKNAS No. 58 Tahun 2009
tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
Adapun yang didiskusikan selama
FGD dua hari di Kabupaten Pulau Morotai adalah Konsep PAUD yaitu: PERMENDIKNAS
No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, membuat kegiatan
dalam Satuan Kegiatan Harian, Satuan Kegiatan Mingguan, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dan identifikasi kebutuhan pembelajaran pendidikan anak usia dini.
Dari Sub-Materi dari Konsep PAUD yang menjadi perhatian peserta FGD adalah
masih kesulitan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang akan diterapkan
di Lembaga PAUD, maka diadakan perlunya diskusi yang lebih mendalam lagi untuk
mencari tahu masalah ini, yaitu dengan cara mengulas kembali materi DIKLAT yang
telah lalu tentang Konsep PAUD materi pembuatan SKH,SKM, dan RPP.
Hasil FGD dari materi Kebudayaan
yang telah di DIKLAT-kan oleh peserta FGD kesemuanya dianggap relevan untuk
diterapkan di lembaga PAUD Kabupaten Pulau Morotai. Respon dari Pendidik PAUD
sangatlah bagus untuk diterapkan di Lembaga PAUD. Adapun Materi Kebudayaan yang
di DIKLAT-kan adalah : 1. Tari-Tarian adat Maluku Utara, 2. Pakaian adat Maluku
Utara, 3. Permainan Lokal adat Maluku Utara, 4. Legenda Danau Tolire Ternate,
dan 5. Alat Musik adat Maluku Utara.
Harapan besar bagi pendidik PAUD
di kabupaten Pulau Morotai setealh diadakannya DIKLAT sekaligus FGD ini dapat
memecah kebuntuan dari kebutuhan akan peningkatan kompetensi sebagai sarana
mengaktualisasikan diri bagi seorang pendidik PAUD. Dan yang paling penting
adalah dari pelaksanaan DIKLAT dan FGD ini diharapkan bisa bermanfaat bagi
pendidik PAUD khususnya dalam menanamkan nilai-nilai kearifan lokal kepada anak
usia dini.
Penulis adalah Pamong Belajar BP-PAUDNI Regional VI Sentani Papua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar