Sabtu, 27 Juli 2013

Perlunya DIKLAT untuk meningkatkan kompetensi Pendidik PAUD melalui pendekatan budaya di Kabupaten Morotai

Oleh: Muhammad Agus Sulaiman
MOROTAI, 11-12 Desember 2012. Peningkatan kompetensi Pendidik PAUD dikawasan Indonesia Timur perlu digalakkan. PAUD saat ini menjadi dominan perhatian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan jargon menanamkan pendidikan karakter. Berlatar belakang kondisi bangsa ini yang penuh dengan kasus-kasus yang tidak enak didengar oleh dunia pendidikan, misalkan saja di Jakarta ada Tawuran antar pelajar yang sampai menewaskan temannya, hal ini membuat pendidik prihatin oleh keadaan peserta didknya seperti itu.  Mengingat pentingnya PAUD untuk menanamkan pondasi dasar anak usia dini untuk melanjutkan pendidikan selanjutnya, didalamnya ada penanaman moral, budi pekerti,  saling menghormati, dan kasih sayang antar sesama. Masa depan bangsa ini
tergantung oleh anak didik yang saat ini di didik oleh pendidik PAUD. Singkat kesimpulannya adalah anak didik usia dini saat ini adalah tergantung kompetensi Pendidik PAUD saat ini, jika pendidik mempunyai kompetensi dalam mendidik anak usia dini maka ada harapan masa depan anak didik usia dini menjadi lebih baik.  
         Belum lagi ditambah banyaknya kasus korupsi yang kasusunya terus bergulir tidak menemukan ujungnya. Hal ini menandakan ada degradasi moral yang seharusnya ditanamkan oleh pendidik-pendidiknya di masa lalu belum menunjukkan signifikansi oleh keadaan banyaknya kasus yang meresahkan masyarakat saat ini.
             Pendidik saat ini tidak boleh orientasinya kepada mencari pengahsilan saja dari mendidik, sehingga terkesan orientasinya pada keuntungan finansial dari perolehan peserta didik yang jumlahnya sekian banyak maka sumbangsih dari orang tua wali murid dan dana bantuan sosial juga akan mengalir ke pendidik, itu bukan lagi pendidik namanya jika masih mempunyai orientasi kapitalisme. Yang seharusnya dilakukan jika memang seorang pendidik adalah benar-benar mendidik dan selalu meningkatkan kompetensinya, menjadi suri tauladan bagi anak didiknya, menanamkan kasih sayang kepada sesamanya, dan masih banyak lagi kearifan-kearifan yang harus di contoh oleh peserta didik dari pendidiknya.
            Kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa masyarakat yang berfungsi sebagai pengendali dan tuntunan hidup bagi masyarakat. Maka dipandang penting oleh Pamong Belajar BP-PAUDNI Reg. VI Kelompok Kerja P2TK PAUDNI untuk menambahkan unsur kebudayaan dalam menanamkan pada anak usia dini  melalui Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) bagi Pendidik PAUD dengan pendekatan budaya lokal. Dengan menanamkan pendekatan budaya kepada pendidik PAUD diharapkan nantinya pendidik PAUD dapat menanamkan nilai-nilai kearifan lokal kepada anak usia dini. Dengan menanamkan nilai-nilai kebudayaan tersebut diharapakn nanti muncul anak didik-anak didik yang mempunyai akhlak dan moral baik di mata masyarakat.
Hasil dari DIKLAT yang terselenggara oleh Balai Pengembangan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal melalui pengembangan uji coba model DIKLAT kelompok kerja P2TK PAUDNI memperoleh antusias yang cukup tinggi dari pendidik-pendidik PAUD di Kabupaten Pulau Morotai. Terbukti dari hasil FGD (Focus Group Discussion) yang telah diselenggarakan pada tanggal 11-12 Desember 2012 di Kantor Camat Daruba Kabupaten Pulau Morotai yang dihadiri oleh semua pendidik PAUD memberikan apresiasi kepada penyelenggara DIKLAT dan pihak-pihak yang juga mendudkung pelaksanaan DIKLAT. Hal ini dibuktikan dengan penyampaian kesan oleh salah satu peserta DIKLAT kepada penyelenggara DIKLAT ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya telah menyempatkan menyelengarakan DIKLAT pendidik PAUD di Kabupaten Pulau Morotai, karena hampir seluruh pendidik PAUD di Kabupaten Pulau Morotai tidak pernah mengikuti DIKLAT seperti yang diselenggarakan oleh BP-PAUDNI Reg. VI Papua. Maka menjadi kesan yang amat menggembirakan bagi pendidik PAUD sekaligus menjadi ajang penambahan pengetahuan tentang ke PAUD-an.
                Kegiatan POKJA P2TK BP-PAUDNI Reg. VI di Kabupaten Pulau Morotai kali ini adalah untuk menggali secara mendalam tentang hasil penerapan DIKLAT yang telah terselenggara terlebih dahulu oleh uji coba pertama model P2TK PAUDNI. Adalah FGD untuk forum yang digunakan untuk menggali informasi tentang penerapan penyelenggaraan PAUD pasca diadakan DIKLAT melalui pendekatan kebudayaan lokal di Morotai. Dari hasil penelusuran dalam penyelenggaraan FGD yang dilaksanakan selama 2 hari, POKJA P2TK BP-PAUDNI  memperoleh data yang signifikan dari para pendidik PAUD di Kabupaten Pulau Morotai. Hal tersebut ditandai oleh keteraturan manajemen pendidik PAUD dalam menyelenggarakan PAUD, mengetahui bagaimana menyusun Perencanaan Persiapan Pembelajaran, Satuan Kegiatan Mingguan, Satuan Kegiatan Harian dan PERMENDIKNAS No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
            Adapun yang didiskusikan selama FGD dua hari di Kabupaten Pulau Morotai adalah Konsep PAUD yaitu: PERMENDIKNAS No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, membuat kegiatan dalam Satuan Kegiatan Harian, Satuan Kegiatan Mingguan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan identifikasi kebutuhan pembelajaran pendidikan anak usia dini. Dari Sub-Materi dari Konsep PAUD yang menjadi perhatian peserta FGD adalah masih kesulitan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang akan diterapkan di Lembaga PAUD, maka diadakan perlunya diskusi yang lebih mendalam lagi untuk mencari tahu masalah ini, yaitu dengan cara mengulas kembali materi DIKLAT yang telah lalu tentang Konsep PAUD materi pembuatan SKH,SKM, dan RPP.
             Hasil FGD dari materi Kebudayaan yang telah di DIKLAT-kan oleh peserta FGD kesemuanya dianggap relevan untuk diterapkan di lembaga PAUD Kabupaten Pulau Morotai. Respon dari Pendidik PAUD sangatlah bagus untuk diterapkan di Lembaga PAUD. Adapun Materi Kebudayaan yang di DIKLAT-kan adalah : 1. Tari-Tarian adat Maluku Utara, 2. Pakaian adat Maluku Utara, 3. Permainan Lokal adat Maluku Utara, 4. Legenda Danau Tolire Ternate, dan 5. Alat Musik adat Maluku Utara.
             Harapan besar bagi pendidik PAUD di kabupaten Pulau Morotai setealh diadakannya DIKLAT sekaligus FGD ini dapat memecah kebuntuan dari kebutuhan akan peningkatan kompetensi sebagai sarana mengaktualisasikan diri bagi seorang pendidik PAUD. Dan yang paling penting adalah dari pelaksanaan DIKLAT dan FGD ini diharapkan bisa bermanfaat bagi pendidik PAUD khususnya dalam menanamkan nilai-nilai kearifan lokal kepada anak usia dini.
Penulis adalah Pamong Belajar BP-PAUDNI Regional VI Sentani Papua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar